Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Waro Asy-Syaikh Ahmad Syathibi bin Muhammad Sa'id Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi Asy-Syafi'i
Beliau lahir di Cianjur ( Hindia Belanda ) sekitar tanggal 12 - 18 tanpa diketahui tanggal, bulan dan tahun kelahirannya. beliau lahir di kampung guntur warungkondang cianjur jawa barat. beliau adalah keturunan dari waliyullah syekh abdul muhyi pamijahan Tasikmalaya, nama sewaktu kecil beliau sering di panggil Adun dan nama masyhurnya sekarang Al-'alim Al-'allamah Syaikh Ahmad Syathibi ( Mama Gentur )
Setelah berfikir panjang akhirnya mama berangkat ziarah ke Habib Husein Bin Abu Bakar Alydarus ( Wali Luar Batang ) jakarta, Mama membaca Shalawat Nariyah sebanyak 4444 kali dan tamat 44 kali dalam delapan bulan, kemudian setelah itu beliau bertemu mimpi Habib Husein Bin Abu Bakar Alydarus dan beliau berkata dalam mimpi " jika kamu bener bener mau punya ilmu besar segeralah pergi ke Garut " Begitulah kata beliau
Cara Mama Gentur dalam menyebarkan ilmunya yaitu dia tidak pernah mengajarkan suatu ilmu kepada murid-muridnya kecuali telah ia amalkan terlebih dahulu. Seperti dia mengijazahkan shalawat untuk umum sesudah diamalkan terlebih dahulu selama 40 tahun. Dia pernah diminta mengaji kitab Tuhfah Muhtaj, sebelum belajar mangaji dia puasa dulu selama empatpuluh hari.[25]
Jika makan, dia cukup di mangkok dengan garam. Dia tidak pernah makan enak sebagaimana keadaan dia pada waktu nyantri di pesantren. Suatu ketika, dia khusus diundang makan-makan oleh "Om Muharam". Ia adalah seorang saudagar kaya raya di Cianjur. Segala makanan dan minuman disediakan. Namun, yang dimakan dia cuma sedikit nasi yang dicuilkan ke garam saja. Begitulah menu dia makan selamanya.[26] Cuma pernah sesekali makan agak beda, termasuk mewah menurut dia yaitu waktu makan dengan pepes burayak (ikan kecil) hasil ternak dia, sebab kasab dia yaitu ternak telur ikan hingga jadi burayak.
Malah, suatu ketika Mama Gentur berternak telur ikan di kolam. Ketika sudah jadi burayak, tidak biasanya waktu itu bibit telur jadi dan mulus semuanya. Dari situ Mama memanggil pekerjanya yang bernama Ki Yusuf. Kata dia, "Suf, coba kesini bawa cangkul!" Ki Yusuf menjawab, "Ada apa, Kang?" Kata Mama Gentur, "Kamu lobangi pinggir kolam ini, kemudian buanglah sebagian airnya!" Ki Yusuf heran, "Kalau begitu bukankah burayaknya pasti pada kabur, Kang?" Kata Mama Gentur, "Iya sengaja biar pada kabur ikan-ikannya takutnya ini istidraj karena sadar diri belum bisa ibadah". Setelah terbuang sebagian air dan ikan-ikannya, barulah Ki Yusuf disuruh menutup kembali lubang air tadi.
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Al-'Alim Al-'Allamah Al-Kamil Al-Waro Asy-Syaikh Ahmad Syathibi bin Muhammad Sa'id Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi Asy-Syafi'i
Beliau lahir di Cianjur ( Hindia Belanda ) sekitar tanggal 12 - 18 tanpa diketahui tanggal, bulan dan tahun kelahirannya. beliau lahir di kampung guntur warungkondang cianjur jawa barat. beliau adalah keturunan dari waliyullah syekh abdul muhyi pamijahan Tasikmalaya, nama sewaktu kecil beliau sering di panggil Adun dan nama masyhurnya sekarang Al-'alim Al-'allamah Syaikh Ahmad Syathibi ( Mama Gentur )
Perjalanan
Mendapat kabar dari Syekh Ahmad Eumed Bin Syekh Muhammad Rusdi ( Mama Cimasuk ) beliau berkata : waktu saya bersilaturahmi ke kediaman mama gentur. beliau mengisahkan. " Bahwa dahulu mama ketika sangat menginginkan ilmi tapi beliau merasa bingung ingin berguru kepada siapa?"Setelah berfikir panjang akhirnya mama berangkat ziarah ke Habib Husein Bin Abu Bakar Alydarus ( Wali Luar Batang ) jakarta, Mama membaca Shalawat Nariyah sebanyak 4444 kali dan tamat 44 kali dalam delapan bulan, kemudian setelah itu beliau bertemu mimpi Habib Husein Bin Abu Bakar Alydarus dan beliau berkata dalam mimpi " jika kamu bener bener mau punya ilmu besar segeralah pergi ke Garut " Begitulah kata beliau
Menempuh Pendidikan
Maka kemudian Mama mulai berangkat ke Pesantren Keresek. Kata Mama Keresek, "Kalau Ananda mau punya ilmu yang besar, besok mama antar ke paman mama yaitu Pangersa Mama Ajengan Muhammad Adzro'i di Bojong, sebab dalam waktu sekarang ini para sepuh yang punya ilmu yang besar di tiap kabupaten juga kebanyakan adalah yang nyantri ke paman mama tersebut, yaitu Syekh Muhammad Adzro'i, Bojong, Garut". Mama Gentur menginap semalam di Keresek, besoknya kemudian diantarkan ke Pesantren Bojong dan keesokan harinya beliau berangkat ke Pesantren Bojong, tanpa ada keterangan waktu, beliau lalu berangkat lagi ke pesantren Gudang, masih banyak Pesantren - pesantren yang beliau mukimi diantaranya ;- Pesantren di Mekkah
- Pesantren di Mesir
- Pesantren Bunikasih
Mendirikan Pesantren
Setelah lulus pesantren di Bunikasih, beliau bermukim di Gentur dan sebelum bermukim beliau membaca shalawar nariyah terlebih dahulu sebanyak 4444 kali dengan maksud supaya mukimnya di tambah tambah ilmu dan tambah tambah manfaatnya.Cara Mama Gentur dalam menyebarkan ilmunya yaitu dia tidak pernah mengajarkan suatu ilmu kepada murid-muridnya kecuali telah ia amalkan terlebih dahulu. Seperti dia mengijazahkan shalawat untuk umum sesudah diamalkan terlebih dahulu selama 40 tahun. Dia pernah diminta mengaji kitab Tuhfah Muhtaj, sebelum belajar mangaji dia puasa dulu selama empatpuluh hari.[25]
Jika makan, dia cukup di mangkok dengan garam. Dia tidak pernah makan enak sebagaimana keadaan dia pada waktu nyantri di pesantren. Suatu ketika, dia khusus diundang makan-makan oleh "Om Muharam". Ia adalah seorang saudagar kaya raya di Cianjur. Segala makanan dan minuman disediakan. Namun, yang dimakan dia cuma sedikit nasi yang dicuilkan ke garam saja. Begitulah menu dia makan selamanya.[26] Cuma pernah sesekali makan agak beda, termasuk mewah menurut dia yaitu waktu makan dengan pepes burayak (ikan kecil) hasil ternak dia, sebab kasab dia yaitu ternak telur ikan hingga jadi burayak.
Malah, suatu ketika Mama Gentur berternak telur ikan di kolam. Ketika sudah jadi burayak, tidak biasanya waktu itu bibit telur jadi dan mulus semuanya. Dari situ Mama memanggil pekerjanya yang bernama Ki Yusuf. Kata dia, "Suf, coba kesini bawa cangkul!" Ki Yusuf menjawab, "Ada apa, Kang?" Kata Mama Gentur, "Kamu lobangi pinggir kolam ini, kemudian buanglah sebagian airnya!" Ki Yusuf heran, "Kalau begitu bukankah burayaknya pasti pada kabur, Kang?" Kata Mama Gentur, "Iya sengaja biar pada kabur ikan-ikannya takutnya ini istidraj karena sadar diri belum bisa ibadah". Setelah terbuang sebagian air dan ikan-ikannya, barulah Ki Yusuf disuruh menutup kembali lubang air tadi.
Karya Tulis
Beliau semasa hidupnya mengarang kitab hingga mencapai 80 kitab dengan berbahasa arab dan berbahasa sunda, diantaranya yaitu- Sirojul Munir (dalam ilmu fiqih)
- Tahdidul 'Ainain (dalam ilmu fiqih)
- Nadzom Sulamut Taufiq (dalam ilmu fiqih)
- Nadzom Muqadimah Samarqandiyah (dalam ilmu bayan)
- Fathiyah (dalam ilmu bayan)
- Nadzom Dahlaniyah (dalam ilmu bayan)
- Nadzom 'Addudiyah (dalam ilmu munadzoroh)
- Nadzom Ajurumiyah (dalam ilmu nahwu)
- Muntijatu Lathif (dalam ilmu shorof)
- Dan lain lain
Murid Murid
Beliau memiliki banyak murid hingga mencapai Tiga Ribu kurang lebih, dan semua muridnya menjadi Ulama Besar, diantaranya yaitu ;- Syekh Tubagus Ahmad Bakrie ( Mama Sempur ) Plered kabupaten Purwakarta
- Syekh Ahmad Eumed (Mama Cimasuk) Karangpawitan Kab. Garut
- Syekh Ahmad 'Izzuddin (Mama Kubang) Cibeber Kab. Cianjur
- Syekh Muhammad Syafi'i (Mama Cijerah) Bandung Kulon
- Syekh Hulaimi (Mama Darmaga)
- Syekh Sanja (Abuya Kadukaweng)
- Syekh Muhyiddin (Mama Wangon)
- Syekh Abdullah Nuh (Mama Cimanggu) Kota Bogor
- Syekh 'Izzuddin (Mama Cijambe Fauzan)
- Dan lain lain
Rujukan
- Qoidatul Muhtaj - Menceritakan sedikitnya riwayat Mama Sepuh Gentur dengan para Masyaikil Kirom dan lainnya waktu menimba ilmu.
- Ar-Risalatul Qonturiyah Fi Manaqibisy Syaikhil 'Alimil 'Allamatil Kamilil Waro'i, Al-Hajji Ahmad Syathibi Al-Qonturi Asy-Syanjuri Al-Jawi
- Tashilul Hilali Fi Manaqibi Mama Ahmad Syathibi
Referensi
- ^ Qoidatul Muhtaj, p. 06
- ^ Paslan, Ade Anak. "Biografi Mama Ahmad Syathibi Gentur Kaler - Cianjur (3)". Majlis Ta`lim Sayyidul Arwaah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 03:12, 01 Mei 2015. Diakses tanggal 18 September 2015.
- ^ a b c Qoidatul Muhtaj, p. 08-9
- ^ Tashilul Hilali, p. 03-04
- ^ a b Qoidatul Muhtaj, p. 09-10
- ^ a b Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 05-06
- ^ Paslan, Ade Anak. "Biografi Mama Ahmad Syathibi Gentur Kaler - Cianjur (1)". Majlis Ta`lim Sayyidul Arwaah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 03:12, 01 Mei 2015. Diakses tanggal 18 September 2015.
- ^ Qoidatul Muhtaj, p. 12-13
- ^ a b c Qoidatul Muhtaj, p. 08-9
- ^ Tashilul Hilali, p. 03-04
- ^ a b Qoidatul Muhtaj, p. 09-10
- ^ a b Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 05-06
- ^ Paslan, Ade Anak. "Biografi Mama Ahmad Syathibi Gentur Kaler - Cianjur (1)". Majlis Ta`lim Sayyidul Arwaah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 03:12, 01 Mei 2015. Diakses tanggal 18 September 2015.
- ^ Qoidatul Muhtaj, p. 12-13
- ^ Qoidatul Muhtaj, p. 13-15
- ^ Qoidatul Muhtaj, p. 15
- ^ a b Qoidatul Muhtaj, p. 24
- ^ a b Tashilul Hilali, p. 11
- ^ a b Qoidatul Muhtaj, p. 21
- ^ Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 08-10
- ^ a b Tashilul Hilali, p. 11-12
- ^ a b Qoidatul Muhtaj, p. 21-23
- ^ Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 20
- ^ Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 19-20
- ^ Paslan, Ade Anak. "Biografi Mama Ahmad Syathibi Gentur Kaler - Cianjur (2)". Majlis Ta`lim Sayyidul Arwaah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 03:12, 01 Mei 2015. Diakses tanggal 18 September 2015.
- ^ Tashilul Hilali, p. 13
- ^ Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 14-16
- ^ Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 06-07
- ^ a b Ar-Risalatul Qonturiyah, p. 11-12
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar